SAHABATKU CINTAKU
Kamu, orang yang membuatku nyaman, dan bahagia. Selalu menjagaku tanpa lelah. Tetapi rasa ini sungguh menyiksaku, menunggu kepastian tanpa balasan. Dia sahabatku, tapi dia juga nafasku, dia Ardi. Sejak pertama aku kenal dia, tatapannya itu masih teringat jelas di memoriku, senyumannya membuatku tenang dan damai, dia selalu menjagaku kapanpun dan dimanapun, setiap aku down dia selalu memberiku motivasi yang membuatku bangkit lagi.
Mungkin aku terlalu egois terlalu berharap untuk memilikinya, tapi aku tak bisa selalu berpura-pura untuk tidak mencintainya. Tapi disisi lain kalau emang kita jadian aku TAKUT, aku sangat takut kehilangan dia, aku gamau dia hilang dari mata dan hatiku. Tapi di sisi lain juga aku pengen banget milikkin dia, supaya semua orang tau dia milik aku bukan milik orang lain.
Aku selalu menahan rasa sakit ini ketika teman-temanku menanyakan kedekatan ku dengan ARDI selama ini, aku sakit ketika aku harus bilang “ bukan, dia hanya temanku.” Dan merekapun menjawab “padahal udah cocok banget, jadian aja.” Aku hanya membalas dengan senyuman. Tapi perlahan masalah itu sudah menjadi hal yang biasa untukku. Karna Ardi mengajarkanku untuk bertindak dan bersikap yang dewasa. Aku ga berani bilang Ardi adalah segalanya buat aku, karna aku takut segalanya aku hilang.
Aku berusaha menjadi wanita yang dewasa yang ingin selalu berfikiran positif, jadi aku kadang berpikir kalau hubungan aku sama Ardi sekarang jauh lebih bahagia aku takut jika kita pacaran lalu putus dan gak bisa deket lagi, mending betemen kaya sekarang dan dia gak akan ninggalin aku, kecuali dia mempunyai cintanya yang baru.
A-R-D-Y seseorang yang paling berharga buat aku sekarang, andaikan aku mampu berkata di depannya bahwa aku sayang dia dan gamau kehilangan dia mungkin aku akan jauh lebih tenang, tapi beberapa kali aku mencoba untuk mengatakannya malah yang ada hanya gemetaran yang ku rasa, mungkin belum saatnya aku berkata seperti itu.
Tawa dan candanya adalah warna di hidupku, aku tak ingin semuanya berlalu begitu cepat. Ardi juga adalah salah satu alesan yang membuatku betah di masa SMP yang dulu yang aku anggap biasa aja. Aku sekarang masih duduk manis di sampingnya menjadi teman biasa, entah akankah posisi itu berubah, akupun tak tahu. :)
only just story